14 May, 2005

Orang Kaya VS Orang Miskin

Orang Kaya Versi Orang Miskin Seringkali saya mendengar gerutuan orang-2 yang mengatakan bahwadunia ini tidak adil, karena yang kaya semakin kaya, dan yang miskintetap miskin.
Orang yang miskin acapkali berkata, seandainya merekadiberi kesempatan, mereka juga bisa kaya. Atau kalau mereka punyamodal yang banyak atau pandai, mereka bisa mempunyai perusahaan juga.
Benarkah modal bisa membuat orang kaya ? Banyak orang yang menangundian berhadiah, tapi dalam sekejab pula hartanya tersebut habiskarena tidak dikelola dengan baik.Kaya dan miskin dalam konteks disini bukan dalam arti fisik, namun dari cara anda memandang uang. Apabila anda mempunyai rumah bakistana dengan lima mobil, namun anda selalu merasa kekurangan uang,berarti anda adalah orang miskin. Sebaliknya, seorang tukang becakyang sudah cukup puas dengan makan tiga kali sehari, bisa dianggap orang kaya.
Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa yang membedakan seseorangkaya dan miskin bukan uang, kepandaian atau modal, tetapi CARA BERPIKIR. Nah, cara berpikir seperti apa yang membuat orang kaya ?
Yang pertama adalah masalah tabungan (saving). Orang miskin berpikirmenabung di tempat yang aman, orang kaya berpikir investasi di tempatyang nyaman. Tempat menabung yang aman menurut orang miskin adalah tempat yang paling sering didengar keberadaannya, paling banyak cabangnya, paling besar gedungnya, bunganya stabil, dan bisamemberikan jaminan keamanan apabila terjadi sesuatu.
Sedang tempat menabung yang nyaman menurut orang kaya adalah tempat yang tidak banyak diketahui orang, beresiko tinggi, pendapatannya naik turunsetiap saat, dan perlu keahlian khusus untuk mengelolanya. Prinsiporang miskin disini adalah "Safe Risk, Stable Return", sedang orangkaya adalah "High Risk, High Return".Yang kedua adalah masalah penghematan vs pendapatan.
Orang miskin sangat mematuhi aturan "Jangan sampai besar pasak daripada tiang". Artinya, seandainya pendapatan kita Rp 1 juta, sedangkan pengeluarankita 1,5 juta, maka sebisa mungkin pengeluaran ditekan hingga Rp 800ribu, masih sisa Rp 200 ribu untuk ditabung. Disisi lain, orang kaya jika mempunyai pendapatan 1 juta dan pengeluarannya 1,5 juta, maka mereka akan bekerja lebih keras sehingga pendapatannya mencapai 2juta. Sehingga pengeluaran 1,5 juta tertutup dan masih tersisa Rp 500ribu untuk ditabung. Bisa kita lihat disini, bahwa orang kaya pun mematuhi aturan penghematan tersebut, tapi dari sisi yang berbeda.Orang miskin melihatnya dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan pengeluarannya, sedang orang kaya melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya.
Yang ketiga adalah masalah bagaimana anda dan uang bekerja bersama.Orang miskin bekerja keras demi uang, orang kaya menempatkan uangmereka pada instrumen tertentu agar bekerja keras bagi mereka. Disinisemakin keras orang miskin bekerja, mereka akan mempunyai banyakuang, tetapi mereka hampir tidak mempunyai lagi waktu luang.
Sebaliknya, semakin keras uang bekerja bagi orang kaya, merekasemakin punya banyak uang serta waktu luang. Itulah sebabnya tidakusah heran melihat orang kaya dengan ribuan karyawan masih sempatmain golf, sedangkan orang miskin mengatakan tidak punya waktumengantar anak tunggalnya jalan-2 ke mall karena sibuk bekerja.
Yang keempat adalah pengelolaan uang tambahan. Seringkali jika kita menerima uang tambahan diluar gaji bulanan seperti THR, bonus, atau hasil kerja sampingan, pikiran orang miskin akan langsung digunakan untuk membeli sesuatu, karena dianggap duit tambahan tersebut sebagai rejeki dadakan. Orang kaya akan menempatkan uang tambahan tersebutpada investasi tertentu, dan bunganya baru dipakai untuk membeli sesuatu. Tiga hal yang berperan disini adalah waktu, modal awal dan bunga.
Orang miskin dari segi waktu lebih cepat memperoleh barangnya,namun modal awalnya habis dan tidak memperoleh bunga. Sebaliknya,orang kaya lebih bisa menahan diri untuk membeli barang dalam waktuyang lebih lama, namun modal awalnya masih ada, karena pembelian dilakukan dengan bunga.Bagaimana cara berpikir anda, sudahkah anda berpikir seperti orangkaya ?
Rgrds,
M. D Arga S

No comments: